Letters From Kartini An Indonesian Feminist 1900 1904

  Edukasi
Letters From Kartini An Indonesian Feminist 1900 1904

Kartini begon to be self tought and….. Letters tu friends from the netherlands

Daftar Isi

1. Kartini begon to be self tought and….. Letters tu friends from the netherlands

Jawaban:

wrote

Penjelasan:

menulis surat

mff kl salah

2. kapan berdirinya Organisasi Fifa ? A. 22 Mei 1904B. 12 April 1900C. 21. Mei 2000D. 21 Mei 1904E. 3 Mei 1904​

d. 21 Mei 1904

Pembahasan

FIFA merupakan singkatan dari federation international football association. FIFA adalah induk organisasi internasional sepak bola.

FIFA didirikan oleh tujuh asosiasi nasional, yaitu Belgia, denmark, Prancis, Belanda, Spanyol, Swedia, dan Swiss.

Nah, FIFA kan merupakan induk organisasi internasional sepak bola, sedangkan kalau organisasi nasional Indonesia adalah PSSI yaitu Persatuan sepak bola seluruh Indonesia.

3. Apa pengenalan masalah buku r.a kartini biografi singkat 1879-1904​

Jawaban:

maaf jika ada yang salah yh

4. buat kalimat simple past tense +-? dengan kata feminist

she bashed a feminist back in 2015SIMPLE PAST
(+) She was a feminist
(+) She was not a feminist
(?) Was she a feminist?

5. Ra. Kartini merupakan salah satu tokoh perempuan d indonesi. Perjuangan ra kartini dalam memperbaiki kaum perempuan di lakukan dengan

Jawaban:

perjuangan ra kartini dalam rangka memperbaiki kehidupan kaum perempuan dilakukan dengan cara mendirikan sekolah untuk kaum perempuan V●ᴥ●V

6. He is an Indonesian Hero from Maluku. People fought against the Dutch. Before fighting, they appointed Thomas Matulessy as their leader. He known as …WR. SupratmanKapitan PattimuraRA. KartiniSultan Hasanudin​

Answer : Kapitan Pattimura

Jawaban:

Kapitan Pattimura (Thomas Matulessy)

7. Apa arti bahasa Indonesi from​

Jawaban:

bahasa indonesianya from

Dari=From

8. buatlah sebuah esai sejarah tentang tema “dampak kolonialisme dan imperaslisme di Indonesian hingga muncul pergerakan nasional indonesia 1900-1940″​

jadi dampaknya adalah banyak yg mati kelaparan byk yg disiksa byk yg tdk sekolah perwmpuanpun tdk boleh bersekolah kecuali mereka yg kaya sehingga munculah pergerakan pada masa 1900-1940 untuk menumbuhkan rasa perstuan agar kita tidak dibodohi lagi oleh para kolonial dan kita akan meraih kemerdekaan sehingga byk yg mndukung pergerakan trsebut walaupun ada beberapa kerajaan yg masih trhasut oleh para kolonial saat itu

sekian

9. this is an important from indonesian health society club

Maaf Ga Ngerti Tapi Artinya Ini

ini penting dari klub kesehatan masyarakat indonesia

10. mengapa R.A kartini meninggal di usia 25 tahun,sedangkan ibu kartini lahir di tanggal 21 april 1872 – dan wafat pada 17 september 1904???seharusnya sudah berumur 32 tahun tolong dijawab​

Jawaban:

RA Kartini, Meninggal Setelah Melahirkan karena Preeklampsia. Kartini meninggal dunia pada tanggal 17 September 1904 di usia yang sangat muda, yaitu 25 tahun. Ulang tahun Raden Ajeng (RA) Kartini diperingati setiap tanggal 21 April

Penjelasan:

Maaf Kalo salah 😀

11. TEXT 3Raden Adjeng Kartini was a Javanese noblewoman best known as a pioneer in the area of women’s rights for native Indonesians.Who Was Raden Adjeng Kartini?Raden
Adjeng Kartini opened the first Indonesian primary school for native girls that did not discriminate based on social standing in 1903. She corresponded with Dutch colonial officials to further the cause of Javanese women’s emancipation up until her death, on September 17, 1904, in Rembang Regency, Java. In 1911, her letters were published.Early YearsKartini was born to a noble family on April 21, 1879, in the village of Mayong, Java, Indonesia. Kartini’s mother, Ngasirah, was the daughter of a religious scholar. Her father, Sosroningrat, was a Javanese aristocrat working for the Dutch colonial government. This afforded Kartini the opportunity to go to a Dutch school, at the age of 6. The school opened her eyes to Western ideals. During this time, Kartini also took sewing lessons from another regent’s wife, Mrs. Marie Ovink-Soer. Ovink-Soer imparted her feminist views to Kartini, and was therefore instrumental in planting the seed for Kartini’s later activism.When Kartini reached adolescence, Javanese tradition dictated that she leave her Dutch school for the sheltered existence deemed appropriate to a young female noble.FeministStruggling to adapt to isolation, Kartini wrote letters to Ovink-Soer and her Dutch schoolmates, protesting the gender inequality of Javanese traditions such as forced marriages at a young age, which denied women the freedom to pursue an education.Ironically, in her eagerness to escape her isolation, Kartini was quick to accept a marriage proposal arranged by her father. On November 8, 1903, she wed the regent of Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat. Joyodiningrat was 26 years older than Kartini, and already had three wives and 12 children. Kartini had recently been offered a scholarship to study abroad, and the marriage dashed her hopes of accepting it. According to Javanese tradition, at 24 she was too old to expect to marry well.Intent on spreading her feminist message, with her new husband’s approval, Kartini soon set about planning to start her own school for Javanese girls. With help from the Dutch government, in 1903 she opened the first Indonesian primary school for native girls that did not discriminate on the basis of their social status. The school was set up inside her father’s home, and taught girls a progressive, Western-based curriculum. To Kartini, the ideal education for a young woman encouraged empowerment and enlightenment. She also promoted their lifelong pursuit of education. To that end, Kartini regularly corresponded with feminist Stella Zeehandelaar as well as numerous Dutch officials with the authority to further the cause of Javanese women’s emancipation from oppressive laws and traditions. Her letters also expressed her Javanese nationalist sentiments.Death and LegacyOn September 17, 1904, at the age of 25, Kartini died in the regency of Rembang, Java, of complications from giving birth to her first child. Seven years after her death, one of her correspondents, Jacques H. Abendanon, published a collection of Kartini’s letters, entitled “From Darkness to Light: Thoughts About and on Behalf of the Javanese People.” In Indonesia, Kartini Day is still celebrated annually on Kartini’s birthday.Questions1. Do you think the text mainly discusses Kartinis struggle? How do you know ?2. What do you know about Kartini ?3. What is the objective( tujuan) of writing the biography of kartini ?4. Who is the target reader of this biography?5. What can you learn from Kartinis biography?​

Jawaban:

1. Yes, the text mainly discusses Kartini’s struggle. This is evident from the description of her activism and efforts in fighting for women’s rights and education. The text highlights her correspondence with Dutch colonial officials, her opening of the first Indonesian primary school for native girls, and her feminist views and aspirations.

2. Kartini was a Javanese noblewoman born on April 21, 1879, in Java, Indonesia. She was from a privileged background and had the opportunity to attend a Dutch school, where she was exposed to Western ideals. Kartini was passionate about women’s rights and fought against Javanese traditions that oppressed women, such as forced marriages and limited access to education. Despite facing personal challenges, including an arranged marriage, she remained committed to her feminist ideals and established a school for Javanese girls.

3. The objective of writing Kartini’s biography is to provide a historical account of her life and achievements. It aims to shed light on her significant contributions as a pioneer in the fight for women’s rights in Indonesia. The biography also aims to inspire and educate readers about Kartini’s struggles, her determination to challenge societal norms, and her impact on Indonesian society.

4. The target readers of this biography could be individuals interested in women’s history, Indonesian history, or social activism. It may also appeal to students studying the history and culture of Indonesia or those seeking inspiration from Kartini’s story of empowerment and perseverance.

5. From Kartini’s biography, readers can learn about her courageous efforts to improve the lives of Javanese women and challenge the patriarchal norms of her time. Her determination to establish a school for girls and promote education shows her commitment to empowering women. Additionally, Kartini’s letters and correspondence provide insights into her thoughts, struggles, and aspirations. Her story serves as a reminder of the importance of fighting for equality, education, and the rights of marginalized communities.

12. inti surat yang ditulis R.A kartini yang dikirim kan kepada nona zeehandelaar pada 12 Januari 1900​

Jawaban:

Jika saja masih anak-anak ketika kata-kata ‘Emansipasi’ belum ada bunyinya, belum berarti lagi bagi pendengaran saya, karangan dan kitab-kitab tentang kebangunan kaum putri masih jauh dari angan-angan saja, tetapi dikala itu telah hidup didalam hati sanubari saya satu keinginan yang kian lama kian kuat, ialah keinginan akan bebas, merdeka, berdiri sendiri.” (Suratnya kepada Nona Zeehandelaar, 25 Mei 1899)

“Bagi saya ada dua macam bangsawan, ialah bangsawan fikiran dan bangsawan budi. Tidaklah yang lebih gila dan bodoh menurut pendapat saya dari pada melihat orang yang membanggakan asal keturunannya. “(Suratnya kepada Nona Zeehander, 18 Agustus 1899)

“Kami beriktiar supaya kami teguh sungguh, sehingga kami sanggup diri sendiri. Menolong diri sendiri. Menolong diri sendiri itu kerap kali lebih sukar dari pada menolong orang lain. Dan siapa yang dapat menolong dirinya sendiri, akan dapat menolong orang lain dengan lebih sempurna pula.” (Suratnya kepada Nyonya Abendanon, 12 Desember 1902)

“Vegetarisme itu doa tanpa kata kepada Yang Maha Tinggi.” (Suratnya kepada Nyonya Abendanon, 27 Oktober 1902)

“Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa behagia baginya.” (Suratnya kepada Nyonya Van Kool, Agustus 1901)

“Sesungguhnya adat sopan-santun kami orang Jawa amatlah rumit. Adikku harus merangkak bila hendak lalu di hadapanku. Kalau adikku duduk di kursi, saat aku lalu, haruslah segera ia turun duduk di tanah, dengan menundukkan kepala, sampai aku tidak kelihatan lagi. Adik-adikku tidak boleh berkamu dan berengkau kepadaku. Mereka hanya boleh menegur aku dalam bahasa kromo inggil (bahasa Jawa tingkat tinggi). Tiap kalimat yang diucapkan haruslah diakhiri dengan sembah. Berdiri bulu kuduk bila kita berada dalam lingkungan keluarga bumiputera yang ningrat. Bercakap-cakap dengan orang yang lebih tinggi derajatnya, harus perlahan-lahan, sehingga orang yang di dekatnya sajalah yang dapat mendengar. Seorang gadis haru
s perlahan-lahan jalannya, langkahnya pendek-pendek, gerakannya lambat seperti siput, bila berjalan agak cepat, dicaci orang, disebut kuda liar.” (Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899)

“Bagi saya hanya ada dua macam keningratan: keningratan pikiran dan keningratan budi. Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang, yang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal soleh, orang yang bergelar Graaf atau Baron? Tidak dapat mengerti oleh pikiranku yang picik ini.” (Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899)

Peduli apa aku dengan segala tata cara itu … Segala peraturan, semua itu bikinan manusia, dan menyiksa diriku saja. Kau tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket di dunia keningratan Jawa itu … Tapi sekarang mulai dengan aku, antara kami (Kartini, Roekmini, dan Kardinah) tidak ada tata cara lagi. Perasaan kami sendiri yang akan menentukan sampai batas-batas mana cara liberal itu boleh dijalankan. (Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899)

Orang kebanyakan meniru kebiasaan orang baik-baik; orang baik-baik itu meniru perbuatan orang yang lebih tinggi lagi, dan mereka itu meniru yang tertinggi pula ialah orang Eropa. (Surat Kartini kepada Stella, 25 Mei 1899)

Bolehlah, negeri Belanda merasa berbahagia, memiliki tenaga-tenaga ahli, yang amat bersungguh mencurahkan seluruh akal dan pikiran dalam bidang pendidikan dan pengajaran remaja-remaja Belanda. Dalam hal ini anak-anak Belanda lebih beruntung dari pada anak-anak Jawa, yang telah memilki buku selain buku pelajaran sekolah. (Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 20 Agustus 1902)

Aku mau meneruskan pendidikanku ke Holland, karena Holland akan menyiapkan aku lebih baik untuk tugas besar yang telah kupilih. (Surat Kartini kepada Ny. Ovink Soer, 1900)

Sepanjang hemat kami, agama yang paling indah dan paling suci ialah Kasih Sayang. Dan untuk dapat hidup menurut perintah luhur ini, haruskah seorang mutlak menjadi Kristen? Orang Buddha, Brahma, Yahudi, Islam, bahkan orang kafir pun dapat hidup dengan kasih sayang yang murni.” (Surat kepada Ny Abendanon dari Kartini, 14 Desember 1902)

Duh, Tuhan, kadang aku ingin, hendaknya tiada satu agama di pun di atas dunia ini. Karena agama-agama ini, yang justru harus persatukan semua orang, sepanjang abad-abad telah lewat menjadi biang-keladi peperangan dan perpecahan, dari drama-drama pembunuhan yang paling kejam. (Kartini, 6 Nopember 1899)

13. in what ways are personal letters different from formal letters​

The formal letter is written for business or professional purposes with a specific objective in mind. It uses simple language, that can be easy to read and interpret.

On the contrary, informal letters or personal letters are written to friends and relative for personal communication and uses a casual or an emotional tone.

14. ceritakan biografi Imron Rosyadi penulis buku R.A Kartini biografi singkat 1879-1904​

Dr. Ir. H. Imron Rosyadi, M.M., M.Si. adalah Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Fraksi Golkar periode 2019—2020. Imron Rosyadi pernah menjabat sebagai Bupati Bengkulu Utara 2 periode yakni 2006–2011 dan 2011–2016.

15. perjuangan ra kartini yang memberi pengaruh pada kehidupan perempuan indonesi?

Jawabannya adalah—>perempuan sekarang lebih pandai karena pendidikan.Karena dulu R.A.Kartini memberikan pendidikan kepada kaum wanita agar kaum laki laki tidak menindas kaum wanitaAgar perempuan di indonesia tidak direndahkan derajatnya

16. Where are you from?I from Indonesian​

Jawaban:

A: Where are you from?

B: I am from Indonesia.

atau

B: I am an Indonesian.

Penjelasan:

To-be:

(+) POSITIVE

I + amYou/we/they/(dua orang/benda) + AREShe/he/it/(satu orang/benda) + IS

(-) NEGATIVE

I + am notYou/we/they/(dua orang/benda) + ARE notShe/he/it/(satu orang/benda) + IS not

(?) INTERROGATIVE

Am + I ?ARE + You/we/they/(dua orang/benda)IS + She/he/it/(satu orang/benda)

Therefore to answer:

Where are you from? (Dimana kau berasal)

You answer it like this:

I am from Indonesia. (Aku dari Indonesia)

or if someone asks:

What nationality are you? (Kau dari bangsa apa?)

You answer it like this:

I am an Indonesian. (Aku orang Indonesia)

TO BE FORMS:

(+) I am from Indonesia. (Aku dari Indonesia)(-) I am not from Indonesia. (Aku bukan dari Indonesia)(?) Am I from Indonesia? (Apa aku dari Indonesia?)

_____________

#Jenius – kexcvi

17. Apa arti kemenangan jepang atas rusia pada perang 1904-1905 Bagi Indonesian ??

Perang Rusia-Jepang (10 Februari 1904 – 5 September 1905) adalah konflik yang sangat berdarah yang tumbuh dari persaingan antara ambisi imperialis Rusia dan Jepang di Manchuria dan Korea. Peperangan ini utamanya terjadi karena perebutan kota Port Arthur dan Jazirah Liaodong, ditambah dengan jalur rel dari pelabuhan tersebut ke Harbin.

Perang Rusia-Jepang

Russo-japanesewar montage.PNG

Tanggal 10 Februari 1904 – 5 September 1905

Lokasi Manchuria, Laut Kuning

Hasil Kemenangan Jepang; Perjanjian Portsmouth

Pihak terlibat

Flag of Russia.svg Kekaisaran Rusia

Flag of Japan.svg Kekaisaran Jepang

Tokoh dan pemimpin

Flag of Russia.svg Kaisar Nikolai II

Flag of Russia.svg Aleksey Kuropatkin

Flag of Russia.svg Stepan Makarov†

Flag of Japan.svg Kaisar Meiji

Flag of Japan.svg Oyama Iwao

Flag of Japan.svg Heihachiro Togo

Kekuatan

500.000 tentara

400.000 tentara

Korban

24.844 terbunuh; 146.519 luka-luka; 59.218 tahanan perang; penduduk sipil Tiongkok tak diketahui

47.387 terbunuh; 173.425 luka-luka; penduduk sipil Tiongkok tak diketahui

18. Apa yang dimaksud dengan Feminist?

Jawaban:

Feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, gerakan politik, dan ideologi yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai kesetaraan gender di lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan sosial.

Penjelasan:

Semoga membantu maaf kalo salah.

Jadikan yang tercerdas ya ;).

Jawaban:

feminisme adalah sebuah ideologi dan sebuah gerakan sosial untuk mencapai kesetaraan hak untuk perempuan dalam berbagai hal. Persamaan hak dalam hal politik, ekonomi, personal, dan sosial dapat diartikan dalam ideologi yang luas.

Penjelasan:

Maaf klo salah

19. N.H Dini is a renowned writter. novelist, and feminist from Indonesia …The adjective in the sentence above is..

renowned, feminist itu adj

maaf kalau salah
semoga membantuN.H Dini a
dalah seorang penulis terkenal. novelis, dan feminis dari indonesia …

Kata sifat dalam kalimat di atas adalah …

kata sifat : terkenal “renowned (famous)”

Video Terkait